Visi

Menjadi program yang menghasilkan kaum muda Katolik profesional dalam bidangnya dan menjadi rasul awam yang mewujudkan karya Gereja di tengah masyarakat dengan berlandaskan cinta kasih untuk masa depan yang lebih baik.

Misi

Memberikan pendampingan serta dukungan baik dalam hal akademis, spiritualitas, sosial, dan karir.

Sejarah

SAVE THE STUDENTS merupakan program beasiswa dan pendampingan untuk mendukung mahasiswa Katolik St. Aloysius Gonzaga Universitas Airlangga dalam perjalanan akademis menjadi Sarjana Katolik Plus, dengan kata lain memiliki nilai tambah dan manfaat. Program ini telah berjalan sejak tahun 1998 dengan dikelola oleh romo Prof. Dr. J. Glinka, SVD., dr. Cissy Cecilia The, SpRM., dan Gaudium in Christo (GCS). Jumlah mahasiswa yang pernah tergabung dalam program ini sekitar 40 orang, sementara jumlah relawan rata-rata 10 orang, dating dan pergi.

Pada bulan Juli 1998, program ini diawali dengan memberikan dukungan finansial kepada lima mahasiswa yang sedang terjum secara aktif dalam gerakan reformasi politik. Dukungan ini diberikan supaya pelayanan mereka tidak terhambat karena harus memikirkan urusan perut dan uang kuliah. Program ini berlanjut dengan memberikan dukungan kepada mahasiswa yang aktif dalam pergerakan kesejahteraan masyarakat, prajurit persekutuan doa, atau pengurus organisasi Katolik seperti Mudika, Keluarga Mahasiswa Katolik, Legio Mariae, dan lain-lain. Yang turut mendapat perhatian khusus dalam program ini adalah saudara-saudara dari Indonesia Timur, terutama pasca kasus Timor Timur.

Nama SAVE THE STUDENTS sendiri baru muncul kemudian ketika program ini makin menemukan bentuknya. Kata “save” memiliki arti “menabung” atau “menyelamatkan”. “Menyelamatkan” diartikan sebagai mendukung mahasiswa yang tergabung dalam program ini untuk dapat menjalankan studinya dengan baik tanpa terputus di tengah jalan karena masalah finansial. Kata “save” juga memiliki arti “menabung” dengan penekanan pada makna “investasi untuk masa depan”. Mahasiswa yang tergabung dalam program ini bukanlah mahasiswa yang hanya terfokus pada kegiatan akademis semata, melainkan memiliki kepekaan dan kepedulian untuk memberikan Sebagian diri mereka bagi Gereja dan masyarakat. Dukungan finansial dan pendampingan diberikan supaya pada masa depan, mereka bisa tampil sebagai Sarjana Katolik Plus yang diharapkan dapat lebih banyak menyumbangkan ilmu dan keahliannya bagi Gereja dan masyarakat.

Inilah alasan mengapa dalam proses seleksi bagi calon peserta program, faktor-faktor seperti kemampuan memimpin, kepedulian terhadap orang lain, dan aktivitas pelayanan atau organisasional menjadi unsur yang berperan tanpa mengabaikan faktor prestasi akademis. Selain itu sebagai suatu keluarga yang berbasis pada Gereja Kristus, di luar semua faktor di atas, kepedulian terhadap saudara yang menghadapi masalah finansial juga menjadi faktor pertimbangan utama.